LATEST POST
Selamat membaca :)
Sunday, April 11, 2021
Saturday, April 10, 2021

Ekspedisi Mini Kampus IPB #83
Melangkahkan kaki, melihat keindahan, dan merasakan sejuknya kampus IPB University di Dramaga saat pagi hari. Ditambah hangatnya persaudaraan bersama insan Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian (AKKPP) IPB. Itulah momen Ekspedisi Mini IPB Dramaga pada Minggu, 21 Maret 2021 yang tak pernah terlupakan.
Ekspedisi kali ini mengelilingi kampus. Kanan kiri berjejer pepohonan. Beberapa sudut terlihat asing bagi beberapa mahasiswa. Hal ini karena mahasiswa jarang mengelilingi kampus hingga setiap sudut-sudutnya. Padahal jika dieskplore lebih dalam, kampus pertanian terbaik bangsa ini memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah.
Rangkaian ekspedisi mini ini bermula dari lapangan rektorat Andi Hakim Nasution. Insan AKKPP putra dan putri berkumpul dengan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum memulai ekspedisi mini, Supervisor AKKP putra Koswara, S. E. memberikan arahan sekaligus mengingatkan kelompok ekspedisi mini yang telah dibagi.
Selanjutnya, insan AKKPP memulai ekspedisi mini di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Mereka mencari potensi yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit dari mereka juga memunculkan inovasi baru untuk IPB. Masukan maupun inovasi tersebut nantinya dituliskan dalam esai “Jika Aku Menjadi Rektor”. Eksepisi mini ini tidak hanya dilakukan di FPIK, insan AKKPP kemudian beranjak ke fakultas lainnya.
Saya (MHT) sebagai salah satu peserta mendapat pengalaman yang berharga dari ekspedisi mini ini. Sudut-sudut yang tadinya tidak memungkinkan dijangkau, akhirnya melalui kegiatan ini bisa mengunjunginya. Hal ini menjadi kebanggaan bagi seorang MHT menjadi mahasiswa di kampus pertanian terbaik bangsa.
Nanti kita eksplore lagi sudut-sudut di IPB. Terus stay dan baca terus tulisan MHT, karena akan muncul tulisan-tulisan menarik yang tak pernah ditemukan di mana pun.
Bogor, 22 Maret 2021
MHT

Teruntuk Peserta SNMPTN #82
Senin, 22 Maret 2021 pukul 15.00 WIB adalah waktu yang berharga bagi peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Di waktu itu, sebanyak 110.459 pendaftar SNMPTN mulai mengecek namanya di laman pengumuman. Ada yang bangga bercampur haru, ada yang kecewa, bahkan ada yang biasa saja.
Momen tersebut menjadi teringat 2 tahun silam. Ketika melihat pengumuman SNMPTN yang jauh dari harapan. Apalagi disaksikan oleh seorang guru dan teman-teman kelas. Pengumuman tersebut membuat saya sempat sedih, namun tidak lama. Sebab, kesedihan yang berlarut-larut tidak akan mengubah keadaan.
Akhirnya setelah berbincang dengan guru tersebut, saya putuskan untuk mengikuti seleksi berikutnya. Ada 2 gerbang di depan saya yang harus dicoba. Pertama, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Kedua, jalur Ketua OSIS IPB University. Sebetulnya ada plan yang paling akhir, yaitu di swasta.
Kemudian saya melihat kapasitas diri. Mengukur diri dengan sebaik-baiknya. "Apakah ketika daftar ke perguruan tinggi negeri A peluangnya akan lebih besar diterima atau tidak?" Begitulah pertanyaan yang sering terngiang-ngiang sebelum memutuskan pilihan perguruan tinggi negeri saat SBMPTN.
Alhasil, saya menurunkan standar perguruan tinggi negeri sesuai dengan kemampuan diri. Saya memilih salah satu kampus negeri di Sumatera sebagai pilihan pertama dan kampus negeri di Banten sebagai pilihan kedua.
Bersamaan dengan daftar SBMPTN, saya juga ikhtiar di jalur Ketua OSIS IPB University. Saat pengumuman, atas izin-Nya diterima di Sumatera. Selang beberapa hari, diterima juga di IPB University. Saat ini tengah mengeyam pendidikan tingkat di IPB University program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM).
Ada yang ingin saya share di balik cerita tersebut. Ketika kita bersungguh-sungguh, akan ada jalan untuk mencapainya. Tidak usah sedih, kecewa, dan merasa gagal ketika tidak diterima di SNMPTN. Masih ada gerbang lain yang dapat dicoba, seperti SBMPTN ataupun mandiri.
Selain itu, perlu adanya sebuah plan yang paling pahit agar kita sudah siap jika keinginan pertama tidak terwujud. So, tetap semangat dan buktikan bahwa kita bukan orang yang mudah menyerah.
Teruntuk peserta SNMPTN 2021 yang dinyatakan lulus seleksi, tetap lanjutkan plan yang sudah dirancang. Ini bukan akhir dari sebuah perjuangan. Bukan juga awal sebuah perjuangan. Melainkan perjalanan yang harus terus diperjuangkan.
Bogor, 23 Maret 2021
MHT

Mengunjungi Telaga Inspirasi #81
Ada salah satu tempat yang menarik di IPB University, namun jarang dikunjungi. Bahkan, beberapa mahasiswa belum mengetahui keberadaan tempat ini. Saya pun baru mengetahuinya di 2021 setelah diajak oleh Bang Adi Poernama, pembimbing di Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian (AKKPP) IPB University.
Saat foto tempat itu diunggah ke media sosial, ternyata tidak sedikit yang menanyakan tempat ini. Sepertinya tempat ini sangat menarik sehingga membuat orang lain penasaran.
Telaga Inspirasi IPB yang Membuat Orang Penasaran
Tempat itu bernama telaga inspirasi IPB. Sering dimanfaatkan oleh mahasiswa ataupun masyarakat umum untuk rehat atau mengerjakan tugas. Terdapat pendopo yang membuat nyaman saat berkunjung ke danau ini.
Lokasi telaga ini persis di dekat gerbang utama IPB University. Suasana alam, di kelilingi pepohonan, terdengar kicauan burung yang merdu. Danau ini dapat menjadi tempat untuk menghilangkan penat.
Dengan suasana yang nyaman, tidak salah jika di tempat ini bisa mendapatkan inspirasi. Sangat cocok dengan namanya, Danau Inspirasi.
Tidak hanya itu, tempat ini juga dapat menjadi spot foto. Backgorund alam yang ada danaunya dapat menambah nilai estetik.
Itulah salah satu tempat menarik di IPB University. Selain danau inspirasi, IPB University juga memiliki danau LSI. Penamaan danau ini karena dekat dengan LSI (Layanan Sumberdaya Informasi) atau disebut juga perpustakaan. Danau ini memang lebih terkenal dibanding danau inspirasi
Bogor, 16 Maret 2021
MHT

Sarjana Santri (S2) #80

Calon Travaler Dunia #79
Menjadi seorang penulis nampaknya seperti ada yang kurang jika ke suatu tempat tanpa mengabadikannya. Jika seorang fotografer menyimpan momen dengan gambar, saya dengan tulisan. Sebetulnya keduanya sama-sama mengabadikan.
Hal ini saya lakukan ketika melakukan tadabur alam di Bukit Cita-cita. Saya bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Kemudian saya bagikan cerita atau tempat tersebut ke banyak orang. Bisa jadi ada yang terinspirasi dengan cerita yang saya tulis atau ada yang tertarik ke Bukit Cita-cita setelah membaca tulisan ini.
Menjadi traveler seperti ini seru sepertinya. Saya jadi ingin traveler dunia yang membagikan pengalaman menarik di setiap tempatnya.
Sedikit tentang Bukit Cita-cita. Tempat ini baru 7 bulan dibuka. Lokasinya di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Puncak, Bogor. Tempatnya strategis, harganya terjangkau, dan difasilitasi dengan spot foto, musala, wc, hingga listrik.
Di puncak bukit ini, saya bisa melihat bentang alam yang luas. Saya jadi teringat mata kuliah Ekologi Pedesaan dan Pertanian. Kalau sebelumnya Traveling virtual, sekarang traveling di kenyataan.
Menariknya lagi, di Bukit Cita-cita saya bisa menikmati 3 gunung sekaligus, di antaranya Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak. Ditambah lagi dengan bukit-bukit di sekelilingnya
Cerita pengunjung yang pernah camp Ina Sumiati, di kala malam pemandangan akan terlihat lebih indah. Lampu-lampu menyala dapat dinikmati sembari memikirkan dan mengingat cita-cita. Kata penjaga tiket Ersandi, itu memang filosofi di balik nama Bukit Cita-cita.
Perjalanan ini memang sudah menjadi agenda. Ketika ingin ngaprak dan mencari inspirasi di luar sana. Katanya, ketika kita keluar, jutaan inspirasi berdatangan.
Bogor, 14 Maret 2021
MHT

Sinergi dan Kolaborasi #78
Ketika suatu keahlian spesifik berbeda berkumpul menjadi satu tim, ini akan menjadi kekuatan bagi tim tersebut. Bisa disebut akan sangat kuat. Walau tidak menutup kemungkinan ada celah yang menjadi kelemahan. Akan tetapi, anggota tim tersebut akan cepat menambal kelemahan itu. Mereka saling memiliki dan melengkapi.
Setelah mengamati lingkungan sekitar, fenomena tersebut akhirnya saya temukan. Ternyata ada di sekitar saya. Saya menemukan satu kelompok dari beragam latar belakang hobi dan bakat. Mereka saling menguatkan satu sama lain. Ada yang photographer, editor, acting, designer, hingga pilot drone. Kalau bicara multimedia, saya pikir mereka sudah lengkap. Tinggal tim marketingnya yang perlu dikuatkan. Ini untuk memasarkan jasa mereka.
Sekilas tentang mereka yang saya tahu. Mereka adalah anggota Pramuka di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Di antara mereka ada yang pernah dan sedang menjadi ketua DKR. DKR atau dewan kerja ranting adalah sebuah wadah organisasi Penegak dan Pandega di tingkat kwartir ranting (kecamatan). Walau berbeda usia, tetapi (yang saya amati) mereka mampu bersikap profesionalisme.
Satu per satu projek mulai berdatangan dan mereka kerjakan. Sinergi mereka membuat relasi menyebar luas. Selain itu, kepercayaan orang lain selalu mereka junjung tinggi. Amanah dan tanggung jawab sudah melekat pada diri mereka, karena mereka telah dibentuk oleh Gerakan Pramuka melalui Tri Satya dan Dasa Dharma. Ditambah lagi didikan kakak tingkat mereka yang terukur dan terarah.
Bagi saya, ini perlu menjadi bahan pembelajaran. Kalau kita perhatikan secara baik-baik, terdapat hikmah yang dapat kita petik. Dari fenomena tersebut mengajarkan kita bahwa sukses itu bukan hanya kita, bukan untuk kita, dan bukan karena kita. Sukses itu karena kita sinergi dan kolaborasi. Kemudian, mampu membuat orang-orang di sekitar kita sukses juga.
Kalau kita sendiri, mungkin kesuksesan kita dari rentang 1 sampai 10 hanya 5, tetapi kalau kita bersama, bersinergi, dan berkolaborasi, saya pikir bisa mencapai 10. Ada quote menarik yang saat yang temukan tidak dituliskan pembuatnya. Begini quote-nya: “Bersama kita bisa. Suksesku karena kalian. Kalian sukses karena mereka dan kita”.
Sebagai seorang adik di antara mereka, saya berharap mereka mampu bersama-sama hingga sukses kelak. Usahanya yang berawal dari hobi (hobi yang dibayar) dapat berkembang pesat hingga bisa membuka lapangan pekerjaan.
Apalagi mereka bergerak di bidang industri kreatif, bidang yang masih baru di abad ini. Jika melihat ke depan, optimisnya bidang ini akan terus eksis hingga akhirnya ada bidang lain yang menggantikan.
Bogor, 14 Maret 2021
MHT

Bangga Bukan Main #77
Kamis, 5 Maret 2021 kemarin menjadi hari yang bersejarah bagi saya dan Forum Pelajar Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia (FPSH HAM) di Kabupaten Bogor. Selain itu, juga menjadi hari kebanggan karena di hari itu Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor mengukuhkan FPSH HAM. Ia juga sekaligus menobatkan Duta Hukum dan HAM di Kabupaten Bogor.
Seharusnya yang mengukuhkan itu Bupati Bogor. Ini sudah diagendakan. Namun, karena ada kegiatan mendadak akhirnya digantikan oleh sekda. Kendati demikian, tidak mengurangi esensi pengukuhan ini.
Saya ingin cerita. Sejak tahun 2018 saya memasuki dunia FPSH HAM, saya bersama pengurus saat itu sudah mengirimkan pengajuan untuk pengukuhan. Bahkan, program-program pun pernah kami sampaikan. Tidak jarang juga saya ditanyakan oleh Bunda Suci, Tim Pembinaan Kesadaran Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat soal kapan pengukuhan di Kabupaten Bogor.
Sementara pada tahun itu di beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat sudah ada yang dikukuhkan. Saya tidak berhenti, terus melakukan komunikasi dengan pihak Bagian Hukum Kabupaten Bogor, di antaranya Pak Caesar dan Bu Wiras. Ditambah lagi saya koordinasi dengan Pak Iwan, Kang Karvin, dan beberapa pengurus sebelumnya.
Dua tahun setengah kemudian, tepatnya di 5 Maret 2021 forum ini akhirnya dikukuhkan juga. Ini berkat izin Allah SWT dan dukungan dari berbagai pihak, seperti Tim Pembinaan Kesadaran Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat, FPSH HAM Jawa Barat, KCD Wilayah I Provinsi Jawa Barat, Bagian Hukum Kabupaten Bogor, dan lain sebagainya.
Mulai Masuk FPSH HAM
Masuknya seorang MHT (Muhamad Husni Tamami) ke FPSH HAM berawal dari sebuah pesan singkat WhatsApp. Saya masih ingat. Saat itu sedang jam istirahat sekolah (2018). Tiba-tiba muncul sebuah pesan dari Ketua FPSH HAM Jawa Barat, Kang Nandi. Namanya singkat, tapi kalau kata Coach HMB Redaktur Pelaksana Liputan6.com 'agak repot kalau terbang ke AS'. Saya belum tau maksud dari pernyataan itu. Apa ya hubungannya?
Kembali ke awal masuk FPSH HAM. Saya ditawari untuk menjadi Koordinator Wilayah (Korwil) FPSH HAM Kabupaten Bogor. Sebelum memutuskan, saya meminta izin terlebih dahulu ke Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Pak Dede Syaefudin yang juga guru PKN di sekolah. Setelah berdiskusi, akhirnya saya diizinkan untuk menjadi Korwil FPSH HAM Kabupaten Bogor.
Sebelumnya juga saya pernah mengikuti penobatan pada tahun 2017. Saya bersama Kak Cica Fania mewakili SMAN 1 Cisarua. Pada kegiatan itu, Pak M. Ruslan yang juga guru PKN turut mendampingi. Dari sini saya baru mengetahui adanya FPSH HAM, tapi belum masuk ke kepengurusan. Masuknya pada tahun 2018 seperti yang saya ceritakan sebelumnya.
Perjuangan
Saya orang baru di FPSH HAM Kabupaten Bogor. Setelah resmi diangkat menjadi korwil, saya mulai memperkenalkan diri kepada pengurus FPSH HAM Kabupaten Bogor. Jumlah pengurusnya tinggal terhitung jari. Padahal dulu pernah membuat kegiatan di mana-mana.
Alhamdulillah kehadiran seorang MHT diterima dengan baik oleh mereka. Semenjak itu, pulang pergi Cisarua-Cibinong sering saya lakukan.
Selama menjadi korwil, saya sering ke Bandung untuk mengikuti kegiatan atau rapat. Saya sering mengendarai motor. Bahkan pernah mogok di tengah-tengah jalan. Hujan hingga basah kuyup tidak pernah mengurangi semangat saya.
Jujur saja, ketika mogok di perjalanan uang saya menipis. Saya hanya membawa uang 50 ribu, 20 ribunya sudah saya belikan bensin. Sisa 30 ribu. Sementara harus ke bengkel untuk memperbaiki yang menjadi penyebab mogok.
Setelah membayar 15 ribu, saya pikir sudah tidak mogok lagi. Ternyata beberapa KM kemudian motor kesayangan itu mogok lagi. Terpaksa harus mendorong sambil mencari bengkel. Motor saya ada masalah di bagian karbunya.
Alhamdulillah, ada orang baik yang mau membantu. Saya pun dikirim uang sekitar 300 ribu oleh salah seorang pengurus. Rasa lapar pun akhirnya terobati setelah makan dari kiriman uang itu. Ya, alhamdulillah sekali.
Motor kembali normal, namun tidak lama. Sekitar Isya motor saya mulai bermasalah lagi. Beberapa kali saya perbaki ke bengkel, namun setelah diperbaiki masih sama. Akhirnya menemukan sebuah bengkel di Padalarang, Bandung Barat. Tapi, motor saya itu tidak bisa selesai malam itu. Selesainya besok.
Setelah mendengar kabar itu, saya pun menyanggupi. Rencananya saya mau naik bis. Sambil bertanya juga naik apa aja kalau mau ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bandung.
Tidak lama kemudian, ada seroang bapak-bapak yang sangat baik. Namanya Pak Iwan Istanto. Ia meminjamkan motornya kepada saya dengan jaminan sebuah kartu anggota berlabel OSIS. Atas izin-Nya, saya tiba di rangkaian Musyawarah Tinggi FPSH HAM Jawa Barat. Mohon doanya, semoga kebaikan Pak Iwan ini dibalas oleh Allah SWT.
Itu hanya sekilas perjalanan Bogor-Bandung. Setiap perjalanan ke Bandung selalu ada cerita yang menarik, seperti tidak di masjid, dan lain sebagainya.
Perjuangan lainnya juga saya lakukan di Kabupaten Bogor. Mulai dari mengumpulkan calon pengurus hingga membuat kegiatan. Perjuangan itu saya jalani dan nikmati
Terima Kasih
Tidak banyak kata yang terucap selain ucapan terima kasih. Khususnya kepada Bunda Suci, Kak Hasbullah Fudail, Kang Nandi, Kang Karvin, Pak Iwan, Pak Caesar, Bu Wiras, Pak Satari, dan orang-orang berjasa di FPSH HAM yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
FPSH HAM telah banyak membuka mata dan hati seorang MHT. Banyak ilmu dan pembelajaran baru yang saya dapatkan. Ini tidak saya dapatkan di kehidupan sekolah maupun kuliah. Melalui forum ini juga saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat, mulai dari kepala daerah hingga yang lainnya.
Semoga cita-cita FPSH HAM (salah satunya ada di tingkat nasional) segera terwujud. Saya seorang MHT yang pernah hadir di FPSH HAM Kabupaten Bogor. Jaya selalu FPSH HAM dengan moto Jabar Juara Lahir dan Batin.
Bogor, 5 Maret 2021
MHT
Sunday, February 28, 2021

Story WhatsApp Seorang Kakak #76
![]() |
Selular.id |
"Lebih baik tidak muncul di permukaan media sosial atau aktif di media sosial?" Itulah pertanyaan yang sering muncul dari benak saya. Cukup lama membayangi setiap langkah saya.
Tidak sedikit mentor yang sering saya tanyakan. Soal pertanyaan yang muncul dalam benak itu. Selama masa-masa itu, saya kadang aktif di media sosial hingga seperti spam, kadang saya sama sekali tak update di media sosial.
Baru-baru ini seorang kakak kandung memosting sebuah story WhatsApp. Story ini setidaknya membuat mata hati saya terbuka. Berikut cuplikan story-nya.
Orang-orang yang tidak mengumbar kemesraan beserta pasangannya, boleh jadi merekalah pemilik definisi dan kebahagiaan cinta.
Orang-orang yang tidak melaporkan sedang berada di mana, lagi di mana, boleh jadi merekalah pemilik perjalana dan petualangan setiap sudut dunia.
Orang-orang yang tidak sibuk mengumumkan ini, itu, boleh jadi merekalah yang terus produktif dan berkarya. Dan merekalah pemilik definisi kekayaan materi sebenarnya.
Bertemu orang-orang seperti ini secara langsung sangat mengagumkan. Wajahnya teduh tenteram. Senyumnya lembut bagai matahari pagi. :)
Tidak tau yang menulisnya siapa. Namun, tulisan singkat dan padat itu tersampaikan maknanya. Setidaknya membuat saya (saat ini) yakin untuk memilih "tidak muncul di permukaan" media sosial. Kendati demikian, saya akan terus berkarya melalui beragam media.
Menurut saya, persoalan seperti ini adalah sebuah pilihan hidup. Tidak bisa disalahkan ketika seseorang memilih pada salah satu. Boleh jadi ia senang ketika memosting hari-harinya dan melalui postingannya itu ia bisa membahagiakan kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain.
Sekali lagi, hidup itu adalah pilihan. Kita harus yakin pada pilihan itu. Yakinnya bisa jadi membuat kita bahagia dalam pilihan tersebut.
Semoga bermanfaat.
Bogor, 28 Februari 2021
MHT