Entrepreneur Muda Sukses (EMS) Upaya Meningkatkan Perekonomian Indonesia
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perekonomian
tidak dapat terpisahkan dari cita-cita
luhur bangsa Indonesia menjadi Indonesia emas di satu abad kemerekaan, yakni di
2045. Perekonomian menjadi salah satu yang berperan penting dalam mewujudkan
cita-cita tersebut. Dalam menghadapi Indonesia emas tersebut, pemerintah telah
berupaya untuk terus menaikkan perekonomian Indonesia.
Naik turun
sektor perekonomian telah dilalui oleh Indonesia. Pemerintah terus melakukan
terobosan agar dapat menaikkan perekonomian Indonesia. Mulai dari program di
tingkat pusat hingga daerah.
Bicara soal
perekonomian di kalangan anak muda memang tidak terlalu asing. Akan tetapi,
belum sepenuhnya jiwa-jiwa semangat dalam menjalani kegiatan perekonomian pada
diri anak muda. Beragam alasan disampaikan oleh beberapa anak muda. Ada yang
malu, ada yang malas, bahkan ada yang tidak peduli.
Di sisi lain
memang ada juga anak muda yang semangat dalam membantu pemerintah untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia. Biasanya melalui kegiatan usaha-usaha
kecil seperti menjadi reseller, bantu teman, dan lain sebagainya. Ini
adalah kegiatan yang patut ditiru. Walaupun kecil, nilai-nilai entrepreneur-nya
sudah mulai melekat dalam jiwa dan raganya.
Untuk
menanggulangi tingkat kemiskinan menurut konsep ― Need for achievement virus
pada tahun 1965 yang dikemukakan oleh David McClelland dalam Nugroho (2010)
bahwa suatu negara akan menjadi makmur apabila mempunyai entrepreneur
atau wirausahawan sedikitnya 2% dari total jumlah penduduk.
Menurut Zimmerer (1996)
kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi
resiko yang dilakukan
dengan cara kerja
keras untuk membentuk
dan memelihara produk baru.
Sedangkan kewirausahaan
menurut Drucker (1990)
dalam Segal et al. (2005)
adalah suatu semangat, kemampuan,
sikap, perilaku individu
dalam menangani usaha/kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan
yang baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Definisi lain oleh Koh (1996) dijelaskan bahwa
kewirausahaan adalah proses untuk melakukan sesuatu yang baru (kreatif) dan
mengerjakan sesuatu untuk mengkreasikan kekayaan
untuk orang dan
nilai tambah terhadap
masyarakat. Sedangkan menurut
Dollinger (1999) dalam
Segal et al. (2005) mendefinisikan kewirausahaan
sebagai
penciptaan suatu
organisasi (jaringan organisasi)
ekonomi yang inovatif
yang bertujuan mendapatkan nilai tambah,
memiliki inisiatif atau
perkembangan dalam kondisi berisiko dan
tidak pasti.
Pada dasarnya pembentukan
jiwa kewirausahaan dipengaruhi
oleh faktor internal
dan eksternal (Priyanto, 2008) dalam (Suharti dan Sirine, 2011). Faktor
internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat
personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan
individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar
diri pelaku entrepreneur
yang dapat berupa
unsur dari lingkungan
sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan
dunia usaha, lingkungan
fisik, lingkungan sosial
ekonomi dan lain-lain. Meredith (1998)
secara spesifik melihat entrepreneur sebagai orang
yang berhasil menikmati pekerjaan, dan
berdedikasi penuh terhadap
apa yang dilakukannya, mengubah
pekerjaan berat menjadi pekerjaan
menggairahkan, menarik dan memberi kekuasaan. Lebih lanjut Meredith (1998)
menambahkan bahwa wirausahawan adalah
orang yang memiliki
kemampuan melihat dan mengevaluasi peluang-peluang bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan
darinya dan mengambil tindakan secara tepat untukmeraih kesuksesan.
Kembali
kepada konsep Need for achievement virus, hal yang dapat dipetik bahwa
untuk menjadikan negara yang makmur sedikitnya 2% dari jumlah penduduk adalah entrepreneur.
Jika kita ambil saja penduduk Indonesia yang usianya masih produktif saja,
minimal setengahnya dari usia produktif tersebut adalah entrepreneur,
Indonesia akan makmur dan sentosa. Karea menurut David McClelland saj a2% sudah
disebut negara itu makmur, apalagi setengah dari usia produktif yang
persentasenya 68,7% seperti dikutip dalam databoks (2019).
Peran entrepreneur
muda yang usianya masih produktif sangat penting dalam meningkatkan
perekonomian Indonesia. Setengah dari populasinya pemuda di Indonesia sudah
terjun ke dunia perekonomian akan membantu banyak untuk meningkatkan
perekonomian di Indonesia seperti yang sudah dibeberkan sebelumnya.
Tujuan
Penulisan essai ini bertujuan untuk memberikan gagasan upaya
meningkatkan perekonomian di Indonesia melalui peran entrepreneur muda
yang ikut serta membangun perekonomian Indonesia melalui bidangnya
masing-masing.
Urgensi Masalah
Pertumbuhan
tingkat perekonomian dalam suatu negara dapat disebut sebagai prestasi. Badan
Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di
sepanjang tahun 2019 yang tumbuh di angka 5,02%. Meski masih mampu tumbuh di
kisaran 5%, namun realisasi itu melambat dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2018
yang sebesar 5,17%.
Seperti yang
sudah dijelaskan oleh BPS bahwa perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di
kisaran 5%, namu pertumbuhannya turun dari tahun 2018 ke tahun 2019. Ini menjadi
tantangan bersama. Apalagi di Indonesia masih banyak pengangguran yang salah
satu penyebabnya kurangnya lapangan pekerjaan. Tapi, di tahun 2019 masih
mending angkanya turun menjadi 5,01% seperti yang dicatat oleh BPS pada
Februari 2019 lalu. Saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menurut BPS
berjumlah 6,82 juta orang.
Selain masih
adanya pengangguran, di Indonesia masih ada warga yang miskin. Menurut BPS per
September 2019 persentase penduduk miskin sebesar 9,22 persen, menurun 0,19
persen poin terhadap Maret 2019 dan
menurun 0,44 persen terhadap September 2018.
Jadi,
sebelum menuju Indonesia emas di 2045, Indonesia masih dilanda beberapa masalah
yang berkaitan dengan ekonomi, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.
Masih ada pengangguran
2.
Minimnya lapangan pekerjaan
3.
Masih ada kemiskinan
Permasalah itu tentu sebagai masalah bersama. Kita pastikan
dapat mengatasi dan mencari jalan keluarnya melalui entrepreneur muda
Indonesia yang bergerak dan berkecimpung untuk meningkatkan perekonomian
sehingga dapat menjawab masalah-masalah di Indonesia yang berkaitan dengan
sektor perekonomian.
GAGASAN
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa Indonesia masih
menghadapi berbagai permasalah dalam perekonomian, seperti dalam hal
pengangguran, minimnya lapangan pekerjaan, dan kemiskinan.
Pada
dasarnya pemerintah telah berupaya untuk mengatasi hal-hal tersebut melalui
kebijakan-kebijakannya. Dilansir dari Kompas.com, kebijakan tersebut di
antaranya percepatan infrastruktur, perkembangan sektro ekonomi potensial,
perkembangan sektor industri, pengembangan sektor petanian, dan pengembangan
sektor pariwisata. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya untuk membangun jiwa
jiwa entreprenenur pada generasi muda melalui mata pelajaran dan mata
kuliah kewirausahaan, baik di sekolah (yang disbeut mata pelajaran) maupun
perkuliahan (yang disebut mata kuliah).
Tujuannya pemerintah untuk membuat kebijakan tersebut adalah
untuk menekan kemiskinan, pengangguran, dan meningkatkan lapangan pekerjaan.
Karena dengan adanya kebijakan tersebut harapan pemerintah mampu menjawab
permasalahan.
Namun, tentu saja program tersebut ada yang berhasil dan ada
yang tidak. Hal ini bisa saja disebabkan karena warganya sendiri yang masih
bergantung kepada pemerintah. Ini adalah tantangan bersama sehingga hadirnya entrepreneuer
muda harapannya mampu menjawab tantangan-tantangan yang sedang dihadapi
saat ini.
Dalam menyukseskan program entrepreneur muda dapat
bekerja sama melalui pihak pemerintah, Ikatan Pengusaha Muda Indonesia (IPMI),
dan lembaga pendidikan.
Adapun
langkah-langkah atau upaya untuk mengimplementasikan program entrepreneuer muda
adalah sebagai berikut.
1.
Membuat sebuah platform
pelatihan menjadi entrepreneur yang bernama EMS
EMS atau Entreprenuer Muda Sukses adalah platform yang dapat digunakan untuk para calon entrepreneuer
muda dari mulai cara awal, pengelolaan, hingga mempertahankan dan
meningkatkan omsetnya. Platform ini dibuat secara gratis yang merupakan
program pemerintah dan di dalamnya ada ruang diskusi khusus yang dibimbing oleh
mentor atau trainer EMS. Dalam program ini trainer terus
mendukung anak muda untuk melakukan kegiatan wirausaha. Dalam platform ini
juga terdapat jaringan entrepreneur yang dapat dimanfaatkan sebagai
ajang komuikasi antar satu entrepreneur dengan entreprenuer lainnya.
2.
Praktik kegiatan
entrepreneur muda
Setelah mendapat
pemahaman, bisa langsung action di lapangan dengan teteap dalam pantauan
mentor atau trainer. Hal ini sebagai bahan percobaan dalam melakukan
kegiatan entrepreneur. Tapi, ini bukan ajang coba-coba biasa saja,
melainkan harus ada hasil yang didapatkan.
3.
Evaluasi
Setelah melakukan praktik di lapangan, dalam EMS tersedia
fitur untuk mengevaluasi sehingga kesalahan-kesalahan yang sempat dilakukan di
lapangan dapat teratasi dan dijadikan sebagai pembelajaran.
Langkah-langkah
tersebut terus digali dan dilakukan hingga akhirnya anak muda mampu melakukan
kegiatan wirausaha. Tidak harus yang berat-berat dulu, minimal yang ringan dan
dapat dilaksanakan tapi terus konsisten berjalan.
PENUTUP
Simpulan
Entreprenuer Muda Sukses (EMS) dapat
menjadi jalan yang mudah untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia. Anak
muda Indonesia akan mampu dan mudah memahami konsep entrepreneur dengan
mudah melalui EMS. Ini juga menjadi jawaban Indonesia dalam meningkatkan
perekonomian sehingga cita-cita luhur menjadi Indonesia emas di 2045 dapat
terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Databoks. (2019, Januari
4). Jumlah Penduduk Indonesia 2019 Mencapai 267 Juta Jiwa. Dipetik April 19, 2020, dari Databoks:
https://databoks.katadata.co.id/
Dhewi RM. 2013. Ekonomi Kreatif Generasi Muda Menuju
Optimisme Ekonomi
Bangsa. Semnas
Fekon [internet]. [diunduh 2020 April 19]; 39-47.
http://repository.ut.ac.id.
Gischa S. (2020, Januari
24). 5 Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ekonomi. Dipetik April 19, 2020, dari Kompas.com: http://www.kompas.com
Newswire. (2019, Agustus
11). Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka, Zaman Siapa Lebih Baik?
Dipetik April 19, 2020, dari Bisnis.com:
https://ekonomi.bisnis.com/
Ranto DWP. 2016. Membangun perilaku entrepreneur
pada mahasisiswa
melalui entrepreneuership
education. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan
Akuntansi. [internet]. [diunduh 2020 April 19]; 9(3): 79-86.
Tags : Opini

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment