Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar #28
Hari Guru
Nasional (HGN) rutin diperingati setiap 25 November. Di tanggal yang sama juga
sekaligus memperingati HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). HGN dan
PGRI adalah dua hal yang berkaitan. Pasalnya, penetapan HGN berkaitan dengan
riwayat berdirinya organisasi PGRI.
Melansir dari
laman PGRI, organisasi
ini berawal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada tahun
1912. Di samping PGHB berkembang pula organisasi guru antara lain Persatuan
Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool
(PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond
(HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan
atau lainnya seperti Christelijke
Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM),
dan Nederlands
Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua
guru tanpa membedakan golongan agama.
Pada tahun
1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru
Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata
“Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh
Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa
Indonesia.
Pada zaman
pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru
Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat
proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada
tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini segala organisasi
dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan,
lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah
–guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai
pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November
1945 –seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia–
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Sebagai
penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan
Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November
sebagai Hari Guru Nasional , dan
diperingati setiap tahun.
Tahun ini peringatan
Hari Guru mengambil tema Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar.
Selayang
Pandang
Momen Hari
Guru membuat saya ingat saat 2 tahun yang lalu. Saat itu saya memang baru
terjun ke dunia blog. Tidak sengaja bangun di sekitar jam 3 pagi. Kemudian saya
menulis tentang guru. Mulai dari artikel, puisi, hingga kata-kata mutiara saya
muatkan dalam tulisan itu.
Tulisan itu
kemudian saya share
di media sosial. Pada waktu itulah saya baru merasakan dapat viewer seratus
lebih. Sebelumnya hanya puluhan saja. Kadang satuan.
Dari
pengalaman itu akhirnya saya terus konsisten dalam dunia blog. Walaupun sering
beda situs, tapi tak menghilangkan tujuan utama saya dalam menulis di dunia
maya.
Guru
Guru adalah
seseorang yang ingin mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan. Guru adalah
penggerak bangsa menjadi maju. Guru bukanlah suatu profesi, melainkan
pengabdian. Guru seringkali dijadikan sebagai figur utama oleh murid-muridnya.
Namun sayangnya, ketika guru berbuat salah sedikit siswanya pun ikut melakukan
kesalahan, alasannya karena guru itu digugu dan ditiru. Guru berbuat salah
muridnya pun berbuat salah. Padahal maksudnya bukan begitu, seorang murid yang
bijak tidak akan pernah melakukan hal tersebut, karena berpikir bahwa seorang
guru harus dihormati dan dimuliakan seperti layaknya seorang murid yang
menghormati dan memuliakan orang tuanya. Orang yang bijak selalu mengambil sisi
positifnya.
Guru adalah
orang tua di sekolah. Seorang guru selalu mendidik, membina, dan membimbing
muridnya agar muridnya bisa menjadi orang yang berhasil di masa yang akan
datang. Guru tidak pernah memperlihatkan kelemahannya di depan muridnya, ia
selalu tegar dan memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal di balik
itu, terkadang ada sesuatu hal yang tidak diketahui oleh seorang muridnya.
Menjadi guru
adalah suatu amanah yang besar, karena tanggung jawabnya bukan hanya di dunia,
tetapi mencakup dunia dan akhirat. Tak heran jika seorang guru selalu marah
ataupun mengingatkan dengan tegas ketika muridnya berbuat kesalahan, itu semua
semata-mata bukan guru itu benci, tetapi guru itu sayang kepada muridnya dan
menginginkan muridnya menjadi orang yang berhasil di masa yang akan datang.
Pengorbanan
guru sangatlah besar. Ia harus meluangkan waktunya hanya untuk kebaikan
murid-muridnya. Bahkan, ia juga harus menangani dengan baik jika muridnya
melakukan kesalahan yang besar. Selain itu, terkadang keluarga di nomor duakan
oleh seorang guru dan murid di nomor satukan. Karena apa? Karena seorang guru
memiliki pandangan yang jauh lebih panjang dan luas. Ia yakin bahwa murid yang
dididiknya mampu menjadi orang yang berhasil di masa yang akan datang.
Sebagai murid,
sudah seharusnya menjadikan guru sebagai motivator hidupnya dan tidak pernah
sedikit pun membuat guru tersakiti karena ulahnya. Seorang murid harus mampu
membuat seorang guru bahagia. Salah satu caranya adalah dengan belajar yang
rajin, menjadi anak yang baik, menjadi anak yang cerdas, memiliki etika yang
baik, dan menjadi orang berhasil di masa yang akan datang.
Semua itu jika
sudah terwujud pada muridnya, guru akan merasakan kebahagiaannya, karena impian
guru yang tersirat itu sudah terwujud oleh seorang muridnya.
Guru begitu
mulia. Ia rela berbagi ilmunya demi anak didiknya sukses dunia akhirat di masa
depan.
Hari Guru
Hari ini kita
kembali memperingati Hari Guru. Saya menjadi ingat ketika SMA yang selalu
merayakan Hari Guru ini.Bersama kawan-kawan pengurus OSIS yang dibantu MPK
memperingati Hari Guru dengan membuat karya-karya bertulis "Happy Teacher Day"
dan perlengkapan lainnya untuk memeriahkan Hari Guru.
Kami berjalan
sembari menyanyikan Hymne Guru. Memberikan simbolis kecintaan terhadap guru dan
mengucapkan selamat kepadanya. Ada juga yang membacakan puisi.
Sejatinya
kecintaan kami lebih dari sekadar memberikan bunga. Kami ingin menspesialkan di
Hari Guru dengan cara yang kami bisa. Kami tahu sejatinya menspesialkan guru
itu sepanjang masa.
Menurut saya,
dengan adanya Hari Guru membuat muridnya ingat akan jasa-jasa guru yang telah
diberikannya. Mungkin kalau tidak ada Hari Guru akan lupa pada gurunya. Walau
kenyataannya tetap saja ada yang lupa, beberapa orang saja.
Guru adalah
orang yang sangat berjasa. Mau meluangkan waktunya untuk mencerdaskan anak
bangsa. Tidak sedikit guru yang siang dan malamnya memikirkan muridnya. Mereka
ingin murid-muridnya menjadi "orang" di kemudian hari. Tentunya
dengan mengedepankan akhlak yang baik.
Setiap orang
pasti mempunyai seorang guru. Presiden pun memiliki guru. Tanpa guru saya pikir
peluang menjadi presiden sangat kecil. Seorang konglomerat juga dia memiliki
guru. Kesuksesan mereka dalam membangun bisnis atau usahanya terdapat peran
guru di dalamnya.
Sangat
disayangkan jika lupa dengan gurunya. Padahal dari gurulah mendapat didikan,
binaan, dan bimbingan untuk menjadi "orang" di kemudian hari. Jika
seperti itu Ibarat kacang lupa kulitnya.
Pak, bu,
maafkan kami jika selama ini belum bisa memberikan yang terbaik. Belum menjadi
orang yang diharapkan. Kami akan terus berikhtiar untuk menjadi
"orang" di kemudian hari. Kami yakin bahwa ilmu dan pengalaman yang
diberikan oleh guru akan menjadi jembatan untuk meraih mimpi yang kami
dambakan.
Pak, bu,
maafkan kami jika selama ini masih tertanam rasa sakit atas perlakuan kami.
Mungkin saat itu kami khilaf dan sekarang berusaha untuk terus berbuat yang
terbaik dengan cara beperilaku yang baik.
Semoga
langkah-langkah guru kami selalu menjadi amal kebaikan. Semoga guru-guru kami
selalu dalam keadaan sehat. Semoga guru-guru kami semangat dalam mendidiknya
sehingga melahirkan murid yang unggul dan berkualitas luar dan dalamnya. Saya
Muhamad Husni Tamami mengucapkan selamat Hari Guru.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment