Bincang Sejenak #41
Bincang
sejenak, melepas rindu dengan Mang Eye. Sosok yang baik dan peduli. Saya
mengenalnya ketika di asrama PPKU IPB .
Perbincangan
itu tak panjang. Menanyakan kabar dan bagaimana aktivitas saat ini ketika
menjadi BRT di tengah pandemi Covid-19. Katanya, terdapat perbedaan dalam
mengelola asrama saat sebelum pandemi dan saat pandemi. Perbedaan itu tampak
suasana asrama sepi, seperti tak ada kehidupan.
Biasanya
asrama itu diramaikan oleh mahasiswa tingkat satu. Asal mereka beragam. Dari 34
provinsi di Indonesia ada semua. Ya, bisa dibilang asrama ini miniaturnya
Indonesia. Di sana kami mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman,
terutama soal kebhinekaan.
Oh iya,
sebetulnya nama asli Mang Eye itu Sumardi. Saya tidak tahu bagaimana asal
usulnya jadi disebut Mang Eye.
Dekatnya saya
dengan Mang Eye salah satunya karena rumah kami satu jalur, di Puncak. Terlebih
kami sama-sama kenal dengan tenaga pendidikan di salah satu SD di Cisarua.
Kedekatan kami juga dibarengi dengan obrolan-obrolan singkat di sela-sela
istirahat saat di asrama PPKU.
Salah satu
yang bisa saya share kembali dari Mang Eye adalah soal keberhasilan.
Menurutnya, kita itu harus peduli terhadap kebersihan.
"Niatkan
karena Allah," katanya.
Sebelumnya
saya juga sempat bincang sejenak dengan tukang parkir di salah satu toko. Saya
parkir di depan toko itu ketika melakukan sosialisasi edukasi dan perubahan
perilaku kepada masyarakat di Kecamatan Bogor Barat.
Namanya Kang
Paul. Dari kota dodol mencari rezeki di kota hujan. Perbincangan itu
menggunakan bahasa Sunda. Ternyata benar, kita akan dekat dengan seseorang
ketika sama-sama mengerti, seperti penggunaan bahasa Sunda yang kami berdua
sama-sama mengerti. Bahkan, ada keikatan di antara kami, karena darah kami
sama-sama darah Sunda. Ini baru sama-sama di Jawa Barat. Apalagi kalau udah
beda suku, provinsi, pulau, atau bahkan negara. Pasti ketika kita bertemu
dengan orang yang sama-sama satu daerah ikatannya akan lebih dekat walaupun
baru satu kali bertemu.
Grab Kang?
"Grab
kang?" Tanyanya saat saya menanyakan lokasi itu.
Tentu saja
saya jawab bukan. Saya sambil ngobrol santai sejenak menjelaskan apa yang
sedang saya lakukan dan dari mana asalnya. Sebelumnya ia mengira saya dari
Garut, tapi saya langsung membantahnya. Hehe. Mungkin saya menggunakan bahasa
Sunda halus kali ya. (Bahasa Sunda halus alhamdulillahh saya dapatkan dari
didikan orang tua dan lingkungan).
Saya melihat
Kang Paul ini sopan dan santun. Mau menerima dengan baik ketika ada orang yang
baru dikenalnya. Terima kasih kang atas waktu dan petunjuk lokasinya. Sehat
selalu.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment