Desa Wahana Menikmati Dunia #23
Bicara soal
desa ada ribuan cerita di sana. Saya lahir di Desa Pasir Angin, besar di desa,
dan sekarang masih di desa sembari menimba ilmu di tanah Sunda, IPB Univeristy.
Definisi
Secara
konstitusi desa merupakan wilayah administratif di bawah kecamatan, contohnya
Desa Pasir Angin yang terletak di Kabupaten Bogor. Orang yang memimpin di desa
disebut kepala desa.
Desa juga
terdiri dari beberapa RW dan RT yang merupakan wilayah adminstratif di bawah
desa yang tujuannya untuk mempermudah pemerintah desa dalam melaksanakan
tugasnya.
Tidak hanya
desa, ternyata ada juga wilayah administratif di bawah desa, yakni kelurahan
yang pemimpinnya sering disebut lurah.
Perbedaan
antara desa dan kelurahan dapat ditemukan dari pemimpinnya. Desa dipimpin oleh
kepala desa yang berasal dari rakyat kemudian dipilih oleh rakyat melalui
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Sementara lurah dipimpin oleh
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pengangkatannya ditunjuk oleh bupati/
walikota.
Kembali lagi
ke pembahasan desa. Tadi pengertian desa secara konstitusi. Bagaimana
pengertian desa jika melihat dari kenyataannya?
Menurut saya,
desa adalah suatu wilayah yang penduduknya homogen, tingkat kedekatannya masih
erat, masih menggunakan cara-cara tradisional, dekat dengan alam, dan mata
pencahariannya hampir sama. Orang yang tinggal di desa kemudian
tinggal di kota akan menyebut bahwa desa itu adalah tempat yang nyaman, jauh
dari polusi, atmosfer masih segar, pemandangannya indah, tempat untuk me-refresh diri,
dan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Ya, sejatinya desa memang begitu. Apakah
sekarang demikian?
Sekarang kita
temui bahwa ternyata desa tak semua begitu. Seiring berjalannya waktu desa
mulai berubah. Alih fungsi lahan di desa sudah banyak.
Atmosfer di
desa tidak seperti dulu. Memang masih ada desa yang asri, tetapi tidak semua
desa demikian. Ini adalah tantangan kita sebagai generasi muda untuk menyikapi
hal-hal seperti ini. Generasi muda yang peduli terhadap desa berarti peduli
terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Cerita di Desa
Saya ingin
berbagi pengalaman. Setelah IPB melakukan proses perkuliahan secara daring,
saya berinisiatif untuk lebih dekat dengan masyarakat desa. Saya ikut program
di kampung, yaitu ronda dan HUT RI ke- 75.
Saya
berdinamika dengan masyarakat desa. Melihat langsung bagaimana kondisi desa di
lapangan. Beragam permasalahan saya temukan.
Namun, di sisi
lain ada sekelompok pemuda-pemudi desa yang memiliki tekad untuk memajukan
kampungnya. Mereka membuat suatu kepanitiaan untuk HUT RI ke- 75. Tahun lalu
kegiatan ini panitianya adalah para orang tua, sekarang oleh pemuda-pemudi.
Keaktifan mereka
terhadap kampungnya karena ingin ada kemajuan. Mereka tidak ingin kampung
halamannya sendiri diam tanpa ada program-program kepemudaan. Mereka memiliki
hati untuk berkontribusi pada bangsa dan negara melalui keaktifannya di kampung
sendiri. Semoga pemuda-pemudi ini konsisten dalam program kepemudaannya.
Itu terkait
SDM di desa saya, lebih khusus di kampung saya. Potensi pertanian di Pasir
Angin masih ada. Beberapa wilayah di desa saya masih memanfaatkan lahan
pertanian untuk menunjang kehidupannya.
Selain itu,
wisata di desa saya memang belum nampak jelas, tapi potensinya ada. Saya
sendiri memiliki impian untuk membangun desa melalui pemanfaatan potensi yang
ada di desa saya sendiri. Entah itu melalui potensi wisatanya, potensi SDM-nya,
maupun potensi lainnya.
Sebetulnya di
desa saya tepatnya di RT saya sendiri ada suatu peninggalan tentara Jepang
berbentuk gua. Konon katanya gua ini adalah tempat penyimpanan bagi tentara
Jepang. Akan tetapi, saya belum mempertanyakan lebih dalam lagi tentang gua
ini. Kalau diteliti lebih dalam dan ternyata ini adalah benar gua tentara
Jepang, mungkin ini juga bisa menjadi potensi bagi desa saya.
Tanpa Desa Tak
Ada Istilah Kota
Saya sebagai
pemuda yang datang dari desa sangat bangga lahir dan besar di desa. Saya bisa
merasakan nikmatnya keindahan alam, permainan ala anak desa, ngabolang di
lahan pertanian, memanfaatkan alat-alat tradisional sebagai alat permainan,
diajarkan tatakrama yang santun, dan lain sebagainya. Intinya bagi saya desa
itu adalah wahana menikmati dunia.
Saya berharap
semoga di masa depan nanti keasrian desa tetap ada dan banyak orang yang peduli
terhadap desa. Desa adalah aset untuk kemajuan bangsa Indonesia. Desa adalah
awal kebangkitan kota, karena tanpa desa tidak ada sebutan kota. Mari sebagai
generasi bangsa untuk tetap peduli pada desa. Saya bangga menjadi warga Desa
Pasir Angin.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment