Disiram dengan Kapal Udara #36
Pasti heran ya
dengan judul "Disiram dengan Kapal Udara". Ya, saya pun heran dan
merasa aneh ketika mendengar langsung dari orangnya. Namun, setelah mendengar
penjelasan dari seorang perempuan luar biasa ini pola pikir saya menjadi lebih
terbuka. Semoga Anda juga demikian ya.
Selama 2 pekan
berturut-turut di hari weekend,
saya bertemu dengan Dra. Hj. Utin Rustini, seorang perempuan yang memiliki
cita-cita luhur dalam pembangunan pertanian. Saat ini ia mendapat amanah untuk
memimpin Yayasan Jam'iyyatul Hidayah yang berlokasi di Desa Cibuntu, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor.
Bertemu dan
mendengarkan langsung nasihatnya ketika saya beserta mahasiswa Asrama
Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian lainnya mengikuti kegiatan Young
Agripreneur Camp Batch 7. Anda bisa cek di situs ibarat.id ini. Ada tulisannya
di sana, insya Allah.
Panggil saja
Ibu Utin, karena itu memang panggilan kami selama kegiatan. Ia membeberkan dan
membuka minsed
baru tentang pesantren, khususnya peran pesantren dalam pembangunan pertanian.
Kata dia, apakah pesantren hanya bisa mimpin tahlil, yasin, doa doang? Apakah
anak pesantren gabisa 'nyari duit'?
Suatu
petanyaan yang banyak dipertanyakan (mungkin) oleh orang-orang yang belum
mengetahui dunia pesantren lebih dalam. Menurutnya, pesantren itu bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah. Contohnya saja pesantren Pemberdayaan Umat (di
bawah Yayasan Jami'yyatul Hidayah) yang saat ini memiliki tanah
berhektar-hektar. Ketika panen alhamdulillah bisa menghasilkan uang. Bahkan,
makanan yang ada di pesantren/ yayasan ini merupakan hasil dari pertaniannya.
"Gak beli," katanya.
Saya akui
bahwa yayasan ini memiliki tanah yang luas. Bahkan, kami pernah praktik
pertanian. Sangat berkesan praktiknya. Apalagi ketika proses penyesuaian lahan.
Wah... Sangat seru deh.
Saat Bangun
Tidur Ada Dua Pilihan
Kata-kata ini
hingga sekarang selalu saya ingat. Bahkan, setiap bangun tidur selalu ada dalam
pikiran saya.
"Kalau
bangun tidur itu ada dua pilihan. Melanjutkan mimpi atau merealisasikan mimpi.
Melanjutkan mimpi berarti tidur lagi, merealisasikan mimpi berarti langsung
bangun dan berjuang," ucap ibu keturunan petani tulen ini.
Kata-katanya
singkat, tapi membuat saya selalu teringat. Walau perkataannya sederhana,
tetapi sangat bermakna.
Mimpi atau
cita-cita (keinginan) adalah suatu hal yang mesti dimiliki oleh setiap orang.
Presiden Soekarno pernah bilang "bermimpilah setinggi langit, jika jatuh
hanya di atas bintang-bintang".
Saat kecil Ibu
Utin pernah melihat suatu majalah. Di sana ada traktor. Ia bermimpi ketika
sudah besar nanti mempunyai lahan pertanian menggunakan traktor. "Disiram
dengan kapal udara," sambungnya.
Apa yang
diimpikan oleh Ibu Utin itu akhirnya terwujud. Ia sekarang memiliki lahan
pertanian yang menggunakan traktor. Istilah "Disiram dengan kapal
udara" juga sekarang sudah ada, yakni dengan drone pintar. Silakan cek
saja di google. Inovasi teknologi ini sudah ada dan sudah digunakan di era 4.0
ini.
Sungguh begitu
pentingnya sebuah mimpi. Mimpi atau cita-cita membuat hidup kita memiliki
tujuan dan arah. Walau kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, minimal kita
sudah memiliki rencana untuk hari esok dan ada ikhtiar untuk meraihnya.
Semoga
mimpi-mimpi kita bukan hanya sekadar 'mimpi', melainkan menjadi suatu kenyataan
di kemudian hari. Selamat beraktivitas.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment