Pertanian hingga Bisnis yang Menjanjikan di Indonesia #10
Bersyukur
sekali karena di dekat rumah saya masih ada lahan pertanian. Lahan itu milik
almarhum kakek saya yang saat ini dikelola oleh keluarga besar. Saya merasa
bersyukur dengan lahan ini. Di daerah lain lahan pertanian sudah mulai jarang.
Beberapa sudah berubah menjadi lahan industri, permukiman, dan lain sebagainya.
Lima tahun
lebih ke belakang, lahan kakek saya ada yang mau beli. Tujuannya untuk
dijadikan sebagai tempat pemancingan. Alhamdulillah lahan pertanian itu tidak
jadi dijual. Sementara yang milik tetangga itu dijual. Sekarang pemancingan itu
sudah jadi. Akibat dari pandemi, saya perhatikan pemancingan di dekat rumah
saya akhir-akhir ini tutup.
Di sisi lain
memang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, namun sangat
disayangkan ketika lahan pertanian berubah menjadi lahan pemancingan. Padahal
hasil dari pertanian kita konsumsi setiap hari. Bayangkan, seandainya seluruh
lahan pertanian di dunia ini dialihfungsikan, kita mau makan apa?
Hari ini,
Sabtu, 7 November 2020 saya kembali berdiskusi dengan Mang Ahi -orang yang
menggarap sawah milik kakek saya- sekitar 30 menit. Saya mengawali dengan
sapaan kemudian masuk ke perbincangan.
Ternyata saya
dengan Mang Ahi satu frekuensi soal lahan pertanian yang sudah jarang
ditemukan. Bahkan, di desa saya bisa dihitung jari. Kalau perkebunan masih
banyak ditemukan. Semoga saja nasibnya tidak sama seperti lahan pertanian ya.
Hal lain yang
senada dengan Mang Ahi juga soal lahan pertanian yang sudah mulai tergantikan
dengan lahan industri, perkumikan, dan lain sebagainya (seperti yang sudah saya
sebutkan di awal). Ia juga menyebut sudah jarang orang yang mau bertani.
Padahal sehari-hari mengonsumsi hasil dari pertanian.
Dulu hasil
panen biasanya disimpan di leuit dan kalau pun mau dijual setelah padi mulai
memasuki musim panen. "Kalau sekarang mah
ketika panen langsung dijual. Dulu disimpan di leuit dan bisa tahan sampai
berbulan-bulan. Dijual juga ketika padi sudah mejeuhna beukah. Harganya pun bisa
lebih mahal," katanya.
Setelah saya
mempelajari selama satu semester soal pertanian secara teori, ternyata
pengertian pertanian itu tak seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya.
Awalnya saya pikir pertanian itu di sawah aja. Ternyata lebih dari itu.
Pengertian
pertanian dalam arti luas dari mulai nanam, panen, diolah, hingga dipasarkan.
Akhir-akhir ini sudah mulai terdengar istilah "petani berdasi". Ya,
sejatinya menjadi petani itu tidak harus kotor-kotoran. Kita bisa memanfaatkan
teknologi masa kini dalam kegiatan pertanian.
Beberapa bulan
yang lalu, Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria menyebut bahwa
pertanian akan menjadi bisnis yang menjanjikan di Indonesia.
Semoga dengan
tulisan ini bisa mengangkat kembali semangat generasi muda untuk terjun ke
dunia pertanian. Saya apresiasi dengan adanya Putera Puteri Padi Jawa Barat
atau Indonesia sebagai duta pertanian dengan filosofi padi yang membantu
meningkatkan pertanian di masa kini.
Semoga
juga mindset
terhadap pertanian sudah mulai dirubah. Pertanian bukan hanya sekadar cangkul,
tetapi lebih dari itu. Next
semoga saya bisa menghadirkan petani milenial untuk bahas tuntas soal ini agar
paradigma generasi muda terhadap pertanian sudah mulai terbuka.
Hidup
pertanian Indonesia. Kalau tidak ada petani dan kegiatan pertanian, kita mau
makan apa? Untuk itu mari kita sama-sama berkontribusi pada pertanian dengan
apa yang kita bisa. Salam pertanian Indonesia.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment