Young Agripreneur Camp Batch 7 Part 1 #25
Berangkat
dari Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian IPB University, peserta
Young Agripreneur Camp (YAC) Batch 7 menuju Pesantren Pemberdayaan Umat,
Yayasan Jamiyyatul Hidayah, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Selama 2 hari pertama ini peserta YAC akan mendapatkan pembinaan tentang
pertanian, mulai dari teori hingga praktik langsung.
Young
Agripreneur Camp (YAC) merupakan gerakan untuk menciptakan 1000 agripreneur
muda untuk pertanian Indonesia. Peserta akan diibina langsung oleh ahli dan
praktiksi pertanian. Ada yang bagian pertanian secara khususnya, peternakan dan
perikananan.
Kegiatan
mencetak agripreneur muda sejak 26 Desember 2018 ini dilaksanakan selama
4 hari, yaitu 21, 22, 28, dan 29 November 2020 dengan menerapkan protokol
kesehatan. Di hari pertama kemarin kami peserta mendapatkan insight
baru, mulai dari prospek usaha perikanan dan peternakan di Indonesia, peran
pesantren dalam pembangunan pertanian, budidaya puyuh, peternakan sapi, smart
farming, budidaya ikan tawar, budidaya ikan hias, dan bangga menjadi
petani.
Teori
maupun pengalaman yang disampaikan oleh narasumber membuat saya yakin bahwa
pertanian itu bukan hanya soal tanam menanam dan cangkul mencangkul. Namun,
lebih dari itu. Banyak potensi yang bisa kita manfaatkan. Tinggal mau fokus di
bidang pertanian mana.
Kemarin
ada seorang narasumber yang budidaya puyuh. Menurutnya, ketika menjadi seorang agripreneur
itu akan membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat membantu menghidupi
keluarga.
Hal
lain yang saya dapatkan dari narasumber juga bahwa menjadi seorang agripreneur
tidak harus memiliki modal besar dalam bentuk finansial. Hal yang paling
penting adalah modal kemauan dan niat yang tinggi untuk menjadi seorang agripreneur.
Seperti
narasumber Pak Bramanda. Ia saat ini sedang berbisnis di peternakan sapi.
Sebelum mempunyai bisnis saat ini, ia awalnya menjual sapi untuk kurban. Tidak
memiliki modal, ia meminjam dua sapi yang kemudian dirawat dan dijual. Hal itu
terus dilakukan sehingga bisa memiliki bisnis peternakan sapi.
Soal
lahan, menurut Pak Bramanda jangan terlalu dipikirkan. Action saja dulu.
Apalagi sekarang sudah ada teknologi. Bisa dimanfaatkan untuk kegiatan
berbisnis.
Terjun
ke dunia agripreneur juga ada yang berawal dari hobi. Kang Wahyu adalah
contohnya. Ia seorang peternak hias yang sukses. Awalnya hanya hobi saja
memelihara ikan hias. Kemudian lambat laun kepikiran untuk menjadi ladang
bisnis. Bahkan, penghasilan dari pekerjaan kantor dengan bisnis ikan hias sama,
hingga akhirnya Kang Wahyu memutuskan untuk fokus di peternakan ikan hias.
Dalam
mengelola pertanian jangan hanya satu komoditas. Misal punya sawah. Di
pinggirnya bisa ditanam pohon pisang, pepaya, dan lain sebagainya. Ini akan
menjadi nilai tambah bagi petani. Pernyataan ini saya dapatkan dari seorang
petani sekaligus narasumber bernama Mas Sujino Pamungkas. Ia merasa bangga
menjadi petani. Menurutnya, petani adalah profesi mulia. Petani siap kepanasan,
siap kekeringan, dan siap kehujanan.
"Jadi
petani, kenapa tidak?" katanya yang juga terpampang dalam proyektor.
Di
YAC ini juga tidak hanya mendapatkan materi pertanian, tapi juga mendapatkan
motivasi dari Ketua Yayasan Jamiyyatul Hidayah. Poin yang saya ingat hingga
saat ini adalah kita harus memiliki mimpi. Saat bangun tidur di pagi hari ada
dua pilihan, mau melanjutkan mimpi atau merealisasikan mimpi. Melanjutkan mimpi
berarti tidur lagi sementara merealisasikan mimpi adalah kita mulai
beraktivitas dan berikhtiar untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Terkait
peran pesantren dalam pembangunan pertanian, menurutnya adalah merealisasikan,
mengkaji, dan menerapkan Alquran dan hadis. Katanya, pesantren bisa mencetak
santri yang bisa mendapatkan penghasilan. Salah satunya dengan pertanian.
Pada
hari kedua ini, kami peserta YAC akan terjun ke lapangan. Bersama petani dan
peternak langsung. Bagaimana keseruannya? Tunggu edisi berikutnya. Semangat dan
selamat pagi.
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment