Melihat Bentang Alam #74
![]() |
Ilustrasi. (Foto: Pixabay.com) |
Melihat bentang alam di tengah-tengah pandemi Covid-19 dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui "Jalan-jalan online".
Baru sadar ketika salah seorang
dosen mengatakan “kita lagi jalan-jalan online”.
Memang praktikum Ekologi Pedesaan dan Pertanian pada Selasa (24/2/2021) mengajak
kami jalan-jalan secara virtual. Melhat bentang alam dan agroekologi di masing-masing
daerah mahasiswa.
Saya menemukan beragam bentang alam.
Mulai dari dataran rendah, sedang, hingga tinggi. Saya bisa melihat bentang
alam yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Ternyata alam itu indah. Sejatinya
kita harus selalu bersyukur pada Allah SWT.
Beragam ide dan inovasi saya
lihat dari bentang alam itu. Saya yakin, bukan hanya saya saja yang menikmati
jalan-jalan online ini, tapi mahasiswa
lainnya juga. Ya, praktikum di hari itu setidaknya mengganti jalan-jalan yang
sesungguhnya.
Sebelumnya salah seorang dosen
meminta mahasiswa untuk mengerjakan tugas praktikum mandiri. Kami diminta untuk
memotret bentang alam di lingkungan sekitar. Menyebutkan bentuk agroekologinya,
komoditas tanamannya, bila perlu sejarahnya, hingga hal-hal menariknya. Kemudian
dibuatkan caption yang menggambarkan
foto tersebut. Intinya membuat photovoice.
Awalnya saya bingung. Soal daerah
mana yang akan saya jadikan objek. Dramaga atau Pasir Angin, Megamendung.
Soalnya saya terkadang bolak-balik dari dua tempat itu. Akhirnya setelah
dipikir-pikir lebih memilih Pasir Angin. Saya kenalkan bentang alam di sekitar
rumah saya kepada kawan-kawan mahasiswa.
Photovoice MHT
Daerah Kp. Pasir Angin Gadog,
Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor masih ditemukan lahan
pertanian. Walaupun hanya sedikit, tapi beberapa warga kampung itu masih
memiliki dan mempertahankan lahan pertanian. Lahan pertanian di gambar tersebut
awalnya khusus padi, namun sekitar 4 tahun yang lalu, satu kotak sawah
dialihfungsikan menjadi perkebunan.
Kebun yang awalnya lahan persawahan itu sekarang ditanami umbi-umbian (singkong, ubi) hingga pohon pisang. Tanaman tersebut sebagai pengisi lahan yang kosong saja. Fokus utamanya adalah padi. Selain itu, terdapat juga kolam ikan dan manila. Namun, masih belum tertata dengan baik.
Perlu diketahui, lahan persawahan ini pernah ada yang ingin membeli. Rencananya akan dijadikan tempat pemancingan. Namun, pemilik lahan itu tidak menjualnya. Alhasil, tanah milik tetangganyalah yang jadi dibeli. Sekarang tanah itu menjadi pemancingan besar. Akibat pandemi, pemancingan itu ditutup sementara.
Soal pemukiman, di daerah ini tidak terlalu padat. Masih ditemukan pepohanan besar di sekitar rumah, seperti pohon kelapa dan mangga. Beberapa rumah ada yang memanfaatkan pekarangannya dengan menanam.
Mayoritas komoditasnya adalah tanaman obat dan bumbu dapur.
Tanaman tersebut sering dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur (memasak) dan
sebagai obat tradisional. Hal ini untuk memudahkan warga setempat dan
meminimalisir biaya pengeluarannya.
Namun, yang menanam hanya
sedikit. Di daerah ini memang orang yang terjun ke dunia pertanian secara
onfarm semakin menurun. Kendati demikian, semangatnya masih ada
Jalan-jalan Sungguhan
Akhir-akhir ini hobi jalan-jalan
saya rasa menarik juga. Selain bisa menikmati perjalanan, saya bisa mencari
inspirasi di setiap perjalanan itu. Inspirasi itu berupa apa saja. Keuntungan
lainnya saya bisa jadikan konten tulisan. Kalau YouTuber membagikan cerita traveling-nya mellaui video, saya dengan
tulisan.
Saya pernah ada rencana saat
tahun 2019. Rencana itu saya sampaikan di grup tim inti Gubahan Anak Bangsa. Sekadar
informasi, nama grupnya Succes Together,
artinya sukses bersama. Sekarang nama grup itu sudah berubah.
Saya pernah menulis melalui pesan
singkat pada grup tersebut tentang rencana traveling.
Saya punya rencana untuk keliling, bertemu dengan orang baru, belajar, hingga
memetik hikmah dari berbagai sudut dunia. Perjalanan itu saya sebut “Menyusuri
Menara”.
Rencana itu kandas karena pandemi
Covid-19. Akhirnya saya mengurungkan rencana itu demi kesehatan. Tadinya mau dimulai
dari keliling Kabupaten Bogor, keliling Provinsi Jawa Barat, dilanjut keliling
Indonesia, hingga keliling dunia. Saya pikir melalui traveling bisa menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah
terbayangkan.
Sekarang saya menikmati saja apapun
yang terjadi. Walaupun pandemi, saya masih bisa berselancar di dunia maya. Jalan-jalan
online menemukan berbanyak hal, tidak
dibatasi ruang dan waktu. Bagi saya, inspirasi itu akan didapatkan dari
berbagai cara, salah satunya melalui jalan-jalan online.
MHT
Tags : Catatan MHT

MHT
Pembelajar
Spread Goodness and Expedience.
- MHT
- Agustus 19, 2000
- Megamendung, Bogor, Jawa Barat
- muhamadhusnitamami@gmail.com
- +62821 2582 6729
Post a Comment